Tinjauan Kritis Pengaruh Pemikiran Herman Bavinck Terhadap Pemikiran Cornelius Van Til Dalam Doktrin Wahyu Allah

Bagi Herman Bavinck, berbicara tentang doktrin wahyu Allah, tidak dapat terlepas dari doktrin Allah sebagai presuposisinya. Di dalam pandangan Bavinck, Allah Tritunggal yang mutlak dan lengkap pada diri-Nya adalah principium essendi bagi segala sesuatu. Dengan kata lain, segala sesuatu keluar dari diri-Nya dan yang dikenal sebagai wahyu Allah. Oleh karena itu, Bavinck merumuskan tiga karakteristik wahyu Allah— wahyu umum dan wahyu khusus—yaitu berasal dari Allah, tentang Allah, dan tertuju kepada Allah. Berpijak pada pandangan Bavinck ini, Van Til juga memulai doktrin wahyu Allah dengan doktrin Allah. Akan tetapi, Van Til memberikan penekanan lebih lanjut yang menyatakan bahwa Allah sebagai Absolute Personality. Meskipun demikian, deskripsi tersebut pada dasarnya memiliki dasar pemikiran yang sama dengan Bavinck. Dengan demikian, terlihat jelas pengaruh Bavinck dalam pemikiran Van Til tentang doktrin wahyu Allah, yaitu kemutlakan Allah Tritunggal yang penuh, lengkap, dan bebas ini menjadi presuposisi bagi wahyu Allah. Lebih lanjut, bagi Bavinck, wahyu umum dan wahyu khusus memiliki hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan. Penekanan kesatuan kedua wahyu ini juga terlihat jelas dalam pemikiran Van Til yang menjelaskannya dengan pernyataan bahwa wahyu khusus harus menjadi presuposisi bagi wahyu umum, sedangkan wahyu umum merupakan playground bagi hadirnya wahyu khusus. Dengan demikian, tampak jelas pengaruh pemikiran Bavinck mendasari pemikiran Van Til dalam doktrin wahyu Allah. Hal ini terlihat jelas dari pengadopsian di dalam doktrin Allah dan berlanjut kepada doktrin wahyu Allah sebagai konsekuensi logisnya. Maka tidaklah mengherankan, jika tiga karakteristik wahyu Allah di dalam pandangan Bavinck juga secara jelas hadir di dalam pemikiran Van Til dalam doktrin wahyu Allah.