EVALUASI PEMIKIRAN MANSON TERHADAP PENGHARAPAN DALAM PENDERITAAN MANUSIA BERDASARKAN MAZMUR RATAPAN BRUEGGEMANN

Tesis ini mengeksplorasi secara singkat pendekatan budaya populer dan teologis masing-masing oleh Mark Manson dan Walter Brueggemann dengan tujuan menyelidiki pengharapan manusia dalam merespons penderitaan. Manson mengamati fenomena masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya yang secara obsesif berfokus pada ekspektasi positif yang tidak realistis dan konsumerisme narsistik. Kita percaya bahwa diri kita luar biasa sehingga membuat kita menyangkal pengalaman negatif dan menekan emosi negatif ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Hal tersebut justru menimbulkan gangguan pada kejiwaan dan berbagai permasalahan lain dalam masyarakat urban, khususnya. Manson, yang banyak dipengaruhi oleh Friedrich Nietzsche, menyatakan bahwa kita perlu menerima dan merangkul pengalaman serta emosi negatif tersebut. Pengharapan dan makna hidup ditemukan justru ketika kita melepaskan diri dari tekanan-tekanan itu. Pencarian manusia akan pengharapan di tengah penderitaan menjadi isu eksistensial dalam kehidupan. Manson meletakkan usulan akhir bagi pengharapan di tengah penderitaan pada sesuatu yang berada di luar diri manusia. Pendekatan teologi Kristen dielaborasi melalui teologi Mazmur ratapan oleh Walter Brueggemann. Brueggemann adalah seorang teolog Kristen kontemporer sehingga memiliki konteks yang lebih dekat dengan budaya populer sebagaimana usulan Manson. Ia membaca Mazmur ratapan dalam konteks Perjanjian Lama, dimulai dari Yudaisme sebelum menariknya ke konteks kontemporer. Konteks Yudaisme, dengan relasi perjanjian antara YHWH dan umat-Nya, memungkinkan pemazmur membawa ratapan dan seruan agar Allah mengubah keadaan tersebut. Mazmur-mazmur ratapan memberikan ruang bagi orang-orang beriman untuk menuturkan tangisan mereka dan membawanya ke hadapan YHWH. Mode realistik Yahwistik tersebut diekstrapolasikan dan diteruskan kepada kemanusiaan secara universal. Mazmur ratapan menurut Brueggemann akan mengevaluasi tawaran yang diberikan Manson dalam diskusi mengenai pengharapan di tengah penderitaan manusia. Persamaan dan perbedaan dari masing-masing pemikiran akan dielaborasi sebelum memberikan evaluasi akhir dari perspektif pendekatan teologi Kristen.